Friday, July 10, 2009

Berani Berapa Mas?

Rabu, tanggal 08 juli 2009, suatu hari yang merupakan salah satu hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena di hari inilah semua Warga Negara Indonesia bisa menggunakan haknya untuk memilih suatu pemimpin negara. Setelah disibukkan pada siang harinya, akhirnya pada malam harinya sayapun berinisiatif untuk pergi ke salah satu tempat di daerah kota Mojokerto. Di tempat inilah saya biasanya meluangkan waktu saya ketika sedang jebuh dan butuh suasana tenang untuk mengembalikan semangat saya. Tempat ini tak lain adalah Jogging Track.
Pada malam hari tempat ini selalu banyak diramaikan oleh para remaja yang kebanyakan sedang menikmati waktu denagn sang pacarnya. Ketika berada di sana sayapun sempat memesan sebuah kopi dan roti bakar sekedar untuk menjanggal perut saya. Tidak lama kemudian sayapun sudah merasa puas dan memtuskan untuk mengunjungi teman saya yang rumahnya juga tidak jauh dari sana. Akan tetapi di tengah-tengah perjalanan, tepatnya berada di bawah jembatan sungai brantas saya berhenti sejenak untuk melihat sms di handphone saya. Ketika saya masih sedang membalas sms, tanpa saya sadari ternyata disamping saya sudah ada seorang perempuan, sayapun kaget. Jika dilihat dengan mata telanjang perempuan itu berumur sekitar 20 tahun, dengan riasan wajah yang agak tebal, perempuan itu terlihat cantik dan anggun. Akan tetapi sayapun sempat heran dengan perempuan itu, hal ini dikarenakan perempuan itu sedang memakai pakaian yang pendek,tipis dan ketat, sehingga dapat mendorong nafsu seorang laki-laki untuk berbuat hal-hal yang negatif. Sayapun sempat berpikir kalau perempuan itu bukan perempuan yang baik-baik, dan tidak lama kemudian ternyata dugaan sayapun benar kalau dia merupakan salah satu wanita penghibur yang ada di kota Mojokerto ini.
Lalu ketika saya sedang memasukkan handpsone tiba-tiba perempuan itupun mengatakan sesuatu kepada saya. "Berani berapa Mas?" kata sang kupu-kupu malam itu, sayapun sangat terkejut, apalagi ketika dia mencoba merayu saya agar mengijinkan dia untuk melayani saya di malam itu. Sebagai seorang umat muslim, sayapun menyadari kalau perbuatan itu dosa besar, apalagi saya juga termasuk orang yang menjunjung tinggi suatu kehormatan dan harga diri, maka dari itu, sayapun tidak mau mengikuti nafsu bejat saya dan memutuskan untuk menolak tawaranya. Akan tetapi tidak semudah itu, meskipun saya sudah menolak, ternyata perempuan itu malah memaksa saya agar mau menuruti semua keinginanya, sayapun tetap tidak mau dan akhirnya secara tiba-tiba sayapun bisa meninggalkan perempuan itu dengan cepat.
Setelah membaca cerita saya di atas, saya berharap kepada para pembaca semuanya, terutama kepada masyarakat Mojokerto atau polisi di wilayah Mojokerto khusunya untuk segera membersihkan daerah itu yang tepatnya di bawah jembatan sungai brantas dari semua kupu-kupu malam, tentunya juga tidak melupakan untuk memberikan suatu penyuluhan agar para wanita penghibur itu bisa tobat dan mencari pekerjaan yang benar dan halal. Hal ini juga dikarenakan tempat mereka berada itu dejat sekali dengan tempat para remaja-remaja Mojokerto meluangkan waktunya di malam hari. Saya sebagai generasi muda Mojokerto sangat tidak ingin meilhat masa depan kota ini hancur hanya karena adanya wanita penghibur.


Baca Pula Artikel Terkait >>




1 comments:

Anonymous said...

wagh,,setuju banget tu bro, harusnya polisi bisa lebih ketat lagi menjaga keamanan lingkunganya sendiri, terutama dari para PSK yang dapat merusak generasi anak bangsa, mari berantasa bersama=)=)

Post a Comment

 

Template by d'za